Di tengah gurun Makkah yang kering dan tandus, berdirilah dua bukit yang sangat berarti bagi umat Islam Bukit Shafa dan Marwah.

Bukan hanya lokasi geografis, tapi keduanya menjadi simbol perjuangan, keikhlasan, dan pengorbanan yang sangat agung berasal dari kisah seorang wanita hebat, Hajar, istri Nabi Ibrahim `alayhis salam.

Asal-Usul Kisah Sa’i 

Hadits Shahih dari Ibnu Abbas Kisah ini bersumber dari hadits panjang yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi yang mulia, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, dalam Shahih Bukhari. Beliau berkata:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جَاءَ بِإِسْمَاعِيلَ وَأُمِّهِ حَتَّى وَضَعَهُمَا عِنْدَ الْبَيْتِ، عِنْدَ دَوْحَةٍ فَوْقَ زَمْزَمَ، فِي أَعْلَى الْمَسْجِدِ، وَلَيْسَ بِمَكَّةَ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ، وَلَيْسَ بِهَا مَاءٌ…

“Nabi Ibrahim membawa Hajar dan anaknya Ismail lalu meletakkan mereka di sisi Ka’bah, di bawah sebuah pohon dekat sumur zamzam, saat itu tidak ada seorang pun di Makkah dan tidak ada air…”

…فَانْطَلَقَتْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْمَرْوَةَ، نَظَرَتْ هَلْ تَرَى أَحَدًا، فَلَمَّا لَمْ تَرَ أَحَدًا هَبَطَتْ مِنَ الْمَرْوَةِ، حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْوَادِيَ، سَعَتْ سَعْيًا شَدِيدًا، ثُمَّ صَعِدَتْ الشَّفَا… فَفَعَلَتْ ذَلِكَ سَبْعَ مَرَّاتٍ. “

…Lalu Hajar pergi (mencari air), naik ke Bukit Shafa, tidak melihat siapa-siapa, turun dan lari-lari kecil ke Marwah. Ia ulangi hal itu tujuh kali…” (HR. Bukhari No. 3364)

Dari usaha Hajar inilah, syariat Sa’i antara Shafa dan Marwah ditetapkan sebagai bagian dari ibadah haji dan umrah.

Penghormatan Allah SWT terhadap Shafa dan Marwah Allah SWT menegaskan bahwa Shafa dan Marwah adalah simbol (syi’ar) agama yang dimuliakan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar-syiar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya.Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 158)

Imam al-Qurthubi rahimahullah dalam Tafsir al-Jami’ li Ahkamil Qur’an menjelaskan: “Ayat ini menunjukkan bahwa Shafa dan Marwah adalah tempat yang dimuliakan dalam Islam karena menjadi bagian dari syariat yang diwariskan sejak zaman Nabi Ibrahim.”

Imam Ibn Katsir rahimahullah menyebutkan dalam tafsirnya: “Syariat sa’i ini bukan hanya dibenarkan, tapi juga dianjurkan, karena ia merupakan bagian dari syiar dan bentuk keteladanan atas kesabaran serta usaha Hajar yang penuh tawakkal.”

Simbol Perjuangan Seorang Ibu Sosok Hajar yang melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah bukan hanya kisah klasik, tapi menjadi pelajaran besar:
1.Ia berikhtiar penuh, walau tahu tempat itu tak berpenghuni.
2.Ia tidak diam menunggu keajaiban, tapi bergerak dan berdoa.
3.Ia berserah dan yakin kepada Allah, meski logika manusia tidak melihat solusi.

Hingga akhirnya, Allah bukakan keajaiban dari arah yang tak disangka-sangka, yaitu mata air zamzam yang kini tak pernah kering, meski digunakan oleh jutaan orang setiap tahun.

Sa’i dalam Haji dan Umrah

Menghidupkan Jejak Keteladanan Umat Islam yang menunaikan ibadah haji dan umrah diwajibkan untuk melakukan sa’i berjalan dari Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali sebagai penghormatan atas perjuangan Hajar.

Diriwayatkan dari ‘Ashim bin Sulaiman, ia bertanya kepada Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

“Apakah engkau melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah?”

Anas menjawab: “Ya, dan beliau bersabda: ‘Lakukanlah sa’i karena Allah telah mewajibkannya atas kalian.” (HR. Tirmidzi, no. 902. Dihasankan oleh al-Albani).

Pelajaran Berharga untuk Kita Hari Ini Shafa dan Marwah bukan hanya simbol sejarah, tetapi juga pesan kehidupan.

Bergeraklah, walau tidak tahu hasilnya di mana, berikhtiarlah, meski peluang tampak mustahil, bertawakallah, karena pertolongan Allah pasti datang.

Sebagaimana Hajar tidak pernah tahu bahwa langkah kecilnya akan diabadikan dalam ibadah miliaran umat Islam sepanjang zaman.

Hari ini, setiap Muslim yang menunaikan ibadah umrah atau haji mengulang kembali jejak langkah Hajar.

Setiap langkah dari Bukit Shafa ke Marwah adalah penghormatan kepada perjuangan, cinta, dan keyakinan seorang ibu yang luar biasa.

Dan bagi kita semua, itu adalah pesan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan usaha hamba-Nya yang bertawakkal dan terus berikhtiar. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Bagikan Artikel

Menebar kebaikan

Bakti Pemuda Foundation adalah lembaga filantropi  yang mendukung pembangunan berkelanjutan bidang sosial dan pendidikan masyarakat pelosok dan pinggiran kota.

Kami memulai perjalanan di dunia filantropi pada tahun 2002 dengan program beasiswa pendidikan untuk masyarakat prasejahtera di daerah-daerah dengan akses terbatas di daerah Jawa Barat. Pengelolaannya pun masih dengan metode konvensional.

Nilai organisasi yang selalu kami pegang adalah Profesional, Amanah, Mandiri, Inspiratif dan Peduli

Kantor pusat : Komp. Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C2, Jl. Ir H Juanda No. 50 Pisangan, Ciputat Timur Tangsel 15419

Kantor Cabang : Ruko Istana Dinoyo Kav D4, Jalan Mayjen Haryono 1A Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang ( 65144 )

Telp : 021-227-951-20
WA / SMS Center : 0813-1901-9065

Copyright © 2022 Bakti Pemuda. All Rights Reserved

Infak

Zakat

Laporan