Sebagaimana telah banyak diuraikan dalam berbagai majelis ilmu, Isra’ adalah perjalanan Rasulullah Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan beliau dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha, sebuah tempat yang tidak pernah disentuh oleh makhluk lain sebelumnya.
Terkait apakah Isra’ Mi’raj ini merupakan perjalanan fisik atau hanya perjalanan ruhani, hal ini menjadi bahan diskusi di kalangan ulama. Namun, pendapat yang lebih kuat adalah bahwa perjalanan ini melibatkan fisik secara utuh, bukan sekadar ruh.
Pembahasan ini tercantum dalam kitab Al-Kautsar Al-Jari (Ahmad bin Ismail Al-Kaurani, Al-Kautsar Al-Jari ila Riyadhi Ahadist Al-Bukhari, [Beirut, Dar at-Turast al-‘Arabi: 2008], juz II, halaman 27).
Salah satu dalil yang menegaskan bahwa Isra’ Mi’raj adalah perjalanan fisik, bukan hanya dalam mimpi, terdapat dalam ayat pertama Surat Al-Isra’:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Artinya, “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Isra’: 1).
Frasa subhanalladzi asra bi ‘abdihi (Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya) menunjukkan bahwa yang diperjalankan adalah Nabi Muhammad secara keseluruhan, meliputi jasad dan ruh. Dalam kitab Al-Anwarul Bahiyah halaman 15 disebutkan, wal ‘abdu haqiqat(an) huwa ar-ruh wal jasad.
Hukum Meyakini dan Mengingkari Isra’ Mi’raj
Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah kejadian luar biasa yang melampaui akal manusia. Hal ini menimbulkan berbagai pandangan; ada yang mempercayainya, namun ada pula yang meragukan. Kendati demikian, akidah Ahlussunnah wal Jamaah dengan tegas menyatakan kewajiban mempercayainya.
Mengingkari Isra’ dapat menyeret seseorang pada kekufuran, karena dalil-dalil syariat menegaskan kejadiannya secara eksplisit. Sedangkan mengingkari Mi’raj tidak sampai membawa kepada kekufuran, melainkan hanya menjadikannya pelaku dosa besar (fasik), mengingat peristiwa Mi’raj masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.
Syekh Ibrahim bin Muhammad al-Baijuri dalam kitab Tuhfatul Murid ‘ala Jauharati at-Tauhid memberikan penjelasan terkait hukum ini:
وَالإِسْرَاءُ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى ثَابِتٌ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ، فَمَنْ أَنْكَرَهُ كَفَرَ. وَالْمِعْرَاجُ مِنَ الْمَسْجِدِ الأَقْصَى إِلَى السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ ثَابِتٌ بِالأَحَادِيثِ الْمَشْهُورَةِ، وَمِنْهَا إِلَى الْجَنَّةِ، ثُمَّ إِلَى الْمُسْتَوَى أَوِ الْعَرْشِ أَوْ طَرَفِ الْعَالَمِ مِنْ فَوْقِ الْعَرْشِ عَلَى الْخِلاَفِ فِي ذَلِكَ ثَابِتٌ بِخَبَرِ الآحَادِ. فَمَنْ أَنْكَرَهُ لاَ يَكْفُرُ وَلَكِنْ يَفْسُقُ.
Artinya: “Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa ditetapkan berdasarkan Al-Quran, hadits, dan ijma’ ulama. Barang siapa yang mengingkarinya adalah kafir. Sedangkan Mi’raj dari Masjidil Aqsa ke langit ketujuh ditetapkan berdasarkan hadits masyhur. Ada yang mengatakan hingga surga, kemudian ke tempat tertinggi, Arasy, atau lebih tinggi lagi dari Arasy. Perbedaan pendapat ini didasarkan pada hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang saja (khabar ahad). Oleh karena itu, orang yang mengingkari Mi’raj tidak dianggap kafir, tetapi fasik.” (Tuhfatul Murid ‘ala Jauharati at-Tauhid, halaman 233).
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan para ulama seperti Sayyid Muhammad Al-Maliki, Al-Kaurani, dan Ibrahim Al-Baijuri, Isra’ dan Mi’raj adalah peristiwa penting dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah yang wajib diimani. Oleh karena itu, kaum muslimin di berbagai belahan dunia, terutama di bulan Rajab, memperingati peristiwa ini sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari peristiwa besar ini. Wallahu a’lam bish-shawab.
Menebar kebaikan
Bakti Pemuda Foundation adalah lembaga filantropi yang mendukung pembangunan berkelanjutan bidang sosial dan pendidikan masyarakat pelosok dan pinggiran kota.
Kami memulai perjalanan di dunia filantropi pada tahun 2002 dengan program beasiswa pendidikan untuk masyarakat prasejahtera di daerah-daerah dengan akses terbatas di daerah Jawa Barat. Pengelolaannya pun masih dengan metode konvensional.
Nilai organisasi yang selalu kami pegang adalah Profesional, Amanah, Mandiri, Inspiratif dan Peduli
Kantor pusat : Komp. Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C2, Jl. Ir H Juanda No. 50 Pisangan, Ciputat Timur Tangsel 15419
Kantor Cabang : Ruko Istana Dinoyo Kav D4, Jalan Mayjen Haryono 1A Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang ( 65144 )
Telp : 021-227-951-20
WA / SMS Center : 0813-1901-9065