Siapa yang tak kenal Abdurrahman bin Auf?

Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah ﷺ, seorang pengusaha sukses di zamannya, dan sahabat yang hartanya tak membuatnya lalai, tapi justru membawanya menuju surga.

Abdurrahman bin Auf masuk Islam lewat dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ia termasuk dari kalangan awal yang menerima Islam meski tahu risikonya.

Namanya dulu adalah Abdul Ka’bah, namun diganti oleh Rasulullah ﷺ menjadi Abdurrahman, yang berarti hamba Allah Yang Maha Pengasih.

Saat Hijrah ke Madinah, ia datang tanpa harta. Rasulullah ﷺ mempersaudarakannya dengan Sa’ad bin Rabi. Sa’ad bahkan menawarkan separuh hartanya. Tapi dengan rendah hati, Abdurrahman berkata: “Tunjukkan aku di mana pasar.”

Dengan kerja keras dan kejujuran, ia bangkit dari nol. Tak butuh waktu lama, ia sudah mampu berdagang dengan untung besar dan menikah. Ia membuktikan bahwa seorang Muslim bisa kaya tanpa mengorbankan akhlak dan agama.

Meski kaya raya, Abdurrahman bin Auf tidak pernah terpikat dunia. Ia justru membagikan hartanya tanpa perhitungan, di antaranya:

1.Menyumbang 500 ekor kuda dan 1.500 unta untuk jihad.
2.Menyumbang 40 ribu dinar emas (setara miliaran rupiah!) kepada kaum fakir.
3.Membebaskan 30 ribu budak.
4.Menyumbangkan kafilah dagangnya berisi 700 unta penuh barang dagangan ketika mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Wahai Abdurrahman, engkau akan masuk surga dengan merangkak karena kekayaanmu. Ringankanlah! (HR. Hakim dan Thabrani).

Abdurrahman bin Auf adalah gambaran nyata bahwa kekayaan bukan penghalang surga. Tapi justru bisa jadi kendaraan menuju ridha Allah SWT, jika digunakan dengan benar.

Apa yang bisa diteladani anak muda zaman sekarang?
1.Bangun bisnis atau karier dengan kejujuran.
2.Gunakan harta dan pengaruh untuk kebaikan.
3.Tetap rendah hati meski sukses.
4.Hidup sederhana meski mampu membeli segalanya.

Di tengah dunia yang serba glamor, kita butuh sosok seperti Abdurrahman bin Auf. Sosok yang membuktikan bahwa kesuksesan sejati bukan soal seberapa besar kita kumpulkan, tapi seberapa banyak kita berikan.