Keadaan Surga digambarkan sebagai tempat yang indah dan kekal setelah makhluk hidup mengalami kematian. Insan yang beriman dan taat pada perintah Allah SWT semasa hidupnya akan merasakan ragam kenikmatan yang disajikan di dalam surga.
Dalam sejumlah ayat Al-Qur’an, disebutkan bahwa terdapat deretan pohon di dalam surga. Salah satunya pohon bidara sebagaimana firman Allah SWT pada surah Al Waqi’ah ayat 27-33,
{وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ (27) فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (28) وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (29) وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (30) وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ (31) وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ (32) لَا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ (33)
Artinya: “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu (27). Berada di antara pohon-pohon bidara yang tidak berduri (28). Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya) (29). Dan naungan yang terbentang luas (30). Dan air yang tercurah (31). Dan buah-buahan yang bayang (32). Buahnya tidak terputus dan tidak akan terhalang mengambilnya (33).”
Ayat-ayat di atas menjelaskan terkait adanya pohon-pohon di surga yang lengkap dengan aneka aroma dan buahnya. Salah satunya pohon bidara yang sangat wangi namun tidak memiliki duri di batangnya.
Hal tersebut tentu berbeda dengan sebagian bunga yang memiliki aroma wangi di dunia yang kebanyakan justru berduri batangnya sehingga menyulitkan siapapun untuk memetik. Sementara di surga kelak, tidak ada satu pun pohon-pohon wangi yang memiliki duri di batang.
Dalam ayat 29 pada surah Al Waqi’ah juga disebutkan mengenai pohon pisang yang berjejer rapi. Selain itu, ada juga pohon kurma dan delima. Keduanya disebutkan dalam surah Ar Rahman ayat 68.
فِيهِمَا فَٰكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ
Artinya: “Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.”
Pohon kurma bahkan dikatakan sebagai pohon dan buah yang paling baik sebagaimana dalam sebuah hadits yang berbunyi,
“Sesungguhnya pohon (yang paling baik) adalah pohon yang tidak gugur daunnya, dan pohon itu adalah perumpamaan muslim sejati, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah beritahulah kami apakah pohon tersebut?” Rasulullah menjawab, “Ia adalah pohon kurma.” (HR Bukhari)
Muhammad Sayid Thanthawi, seorang syaikh Al-Azhar menjelaskan bahwa setidaknya ada empat keistimewaan pohon kurma yang dapat dijadikan cerminan seorang muslim. Pertama, semua yang terdapat pada pohon tersebut memiliki manfaat.
Begitulah hendaknya seorang muslim sejati, tidak ada satupun yang keluar darinya baik ucapan maupun perbuatan yang tidak bermanfaat bagi orang sekitar dan lingkungannya.
Kedua, pohon kurma tetap memberi manfaat baik ketika hidup maupun setelah dipotong. Dari segi seorang mukmin, hendaknya dia tidak hanya memberikan manfaat ketika hidup, melainkan juga setelah meninggal dunia seperti para ulama-ulama dahulu dengan karya-karya yang mereka tinggalkan.
Ketiga, pohon kurma sedikit menuntut dan banyak memberi karena hidup di padang pasir serta tidak menuntut lahan yang subur. Dalam hal ini, semestinya setiap mukmin memiliki sikap hidup yang banyak memberi dan sedikit menuntut. Jika tidak bisa memberi, sebaiknya tidak membebani bagi orang lain dan lingkungannya apalagi menebar kerusakan.
Terakhir, pohon kurma memiliki akar dan batang yang kokoh. Meski hidup di padang pasir, ketika badai pasir menerjang, pohon kurma tetap kokoh berdiri. Berkaitan dengan ini, seorang muslim dalam mempertahankan akidahnya jangan mudah goyah apalagi tumbang.
Adapun, pembahasan terkait pohon-pohon di surga juga disebutkan dalam sejumlah hadits Rasulullah SAW. Salah satunya dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad bersabda:
“Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon yang bayangannya bisa dilewati oleh seorang yang mengendarai kendaraan cepat tanpa berhenti selama 100 tahun. Jika kalian ingin memilikinya makaperbanyaklah membaca wa zhillin mamdud wa maa’in maskub.” (HR Bukhari)
Pada hadits tersebut, dijelaskan tentang sebuah pohon yang ada di surga. Saking besarnya pohon itu, bayangannya bisa dikelilingi oleh seorang pengendara hebat dengan kendaraan tercepat yang berjalan tanpa henti selama 100 tahun.
Dalam hadits lainnya dikatakan bahwa pohon tersebut tidak hanya dijadikan tempat berteduh, namun juga banyak kenikmatan lainnya seperti tempat bersantai, pakaian mewah, dan lain sebagainya.
Dari Asma’ binti Abu Bakar RA ia berkata,
“Saya pernah mendengar Rasulullah SAW menjelaskan tentang Sidratul Muntaha. Dia berkata, “Naungan satu cabangnya bisa ditempuh oleh seorang pengendara yang cepat dalam waktu 100 tahun, di bawahnya terdapat matras dari emas dan buahnya seperti puncak gunung.” (HR At Tirmidzi)
Keindahan pohon-pohon di surga bukan hanya dari aromanya yang semerbak, buahnya dengan ragam rasa, melainkan juga kemilau dari semua cabang dan ranting karena terbuat dari emas. Hal ini disampaikan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah satupun pohon di surga kecuali cabang dan rantingnya adalah emas.” (HR Tirmidzi)
Wallahu a’lam bishawab.
Menebar kebaikan
Bakti Pemuda Foundation adalah lembaga filantropi yang mendukung pembangunan berkelanjutan bidang sosial dan pendidikan masyarakat pelosok dan pinggiran kota.
Kami memulai perjalanan di dunia filantropi pada tahun 2002 dengan program beasiswa pendidikan untuk masyarakat prasejahtera di daerah-daerah dengan akses terbatas di daerah Jawa Barat. Pengelolaannya pun masih dengan metode konvensional.
Nilai organisasi yang selalu kami pegang adalah Profesional, Amanah, Mandiri, Inspiratif dan Peduli
Kantor pusat : Komp. Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C2, Jl. Ir H Juanda No. 50 Pisangan, Ciputat Timur Tangsel 15419
Kantor Cabang : Ruko Istana Dinoyo Kav D4, Jalan Mayjen Haryono 1A Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang ( 65144 )
Telp : 021-227-951-20
WA / SMS Center : 0813-1901-9065